Wednesday, January 27, 2010
Publik dikejutkan oleh testimoni Susno yang menyinggung Wapres, Boediono
Elin Yunita Kristanti | Rabu, 27 Januari 2010, 08:39 WIB | VIVAnews
Mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri (Bareskrim), Komisaris Jenderal Susno Duadji terus jadi bahan berita.Dari soal Cicak Vs Buaya, yang diduga jadi alasan untuk mencopotnya dari jabatan Kabareskrim. Lalu, kasus dugaan menerima aliran dana dari nasabah Bank Century, Boedi Sampoerna, kesaksian menghebohkan di sidang Antasari Azhar, hingga kesaksiannya di depan Pansus Hak Angket Kasus Bank Century DPR.
Yang terakhir, publik kembali dibuat terkejut oleh Susno. Kali ini, gara-gara testimoninya yang tertutup untuk Pansus, bocor.Testimoni Susno diungkap anggota Pansus, Andi Rahmat (PKS) di gedung parlemen. Kata Andi, Susno dalam kondisi tertekan.
Dalam testimoninya, Susno mengaku Bareskrim memang tidak memprioritaskan penyidikan kasus penyertaan dana Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebesar 6,762 triliun. Pertimbangannya diduga menyangkut Boediono. Berikut ini keterangan yang pernah dibeber Susno soal kasus Bank Century:
Soal Wakil Presiden, Boediono,
"Ada di antara anggota KSSK saat itu yang sedang mengikuti Pemilu Wakil Presiden, kemudian menang, sehingga menunggu pelantikan Wakil Presiden, yang tentunya kalau langsung disidik akan terjadi kehebohan. Walaupun sebenarnya untuk membuktikan adanya korupsi dalam penyertaan PMS dari LPS senilai Rp 6,762 triliun ke Bank Century tidak terlalu sulit."
Soal Sri Mulyani,
Susno menyinggung nama Sri Mulyani terkait surat dua buron kasus Century, Hesham Al-Waraq dan Rafat Ali Rizvi. Isinya, Hesham dan Rafat bersedia menggantikan semua kerugian Bank Century.
Dua pekan setelah menerima surat itu, Susno mengaku menyerahkannya kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam sebuah rapat di Departemen Keuangan. Di sana, kata Susno, ada Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, Menteri Hukum dan HAM Andi Mattalatta, Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono, dan Jaksa Agung Hendarman Supandji.
Susno pun mengaku kemudian menyerahkan kembali surat itu ke Menteri Keuangan, namun hingga saat ini tidak ada respon.
"Atau kalaupun ada mungkin tidak diberitahukan kepada saya karena saya tak lama setelah itu, lengser," kata Susno kepada anggota Pansus, Rabu 20 januari 2010.
Soal Bank Indonesia,
Susno menceritakan penangkapan mantan Pemilik Bank Century, Robert Tantular. Kata dia, perintah penangkapan diberikan Wakil Presiden saat itu, Jusuf Kalla pada 25 November 2008, setelah menerima Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Dewan Gubernur Bank Indonesia.
"Setelah itu, Kapolri memerintahkan Kabareskrim untuk berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk menangkap pelaku tindak pidana Bank Century, padahal BI masih ragu dan menganggap belum cukup bukti sehingga masih keberatan untuk dilakukan penangkapan."
"Mereka [BI] menanyakan, apakah polisi sudah yakin Robert bersalah," ungkap Susno dalam rapat Panitia Khusus Angket Century di DPR, Rabu 20 Januari 2010.
Soal dugaan pembiaran oleh Bank Indonesia,
"Laporan BI setelah [Robert Tantular] ditangkap, jadi bukan lapor dulu baru ditangkap. Tapi ditangkap dulu baru lapor," kata Susno, Rabu 20 Januari 2010.
Dikatakan dia, laporan BI hanya bersifat sebagai pelengkap berita acara.
"Ada atau tidak laporan itu, kasus tetap jalan," tambah dia.
BI baru menyerahkan dokumen-dokumen ke Markas Besar Kepolisian, sekitar dua hari setelah penangkapan Robert.
Ditambahkan Susno, internal Bank Indonesia sudah mengetahui perbuatan jahat yang dilakukan Robert Tantular yang dilakukan sebelum 2008.
Soal Robert Tantular,
"Robert kayak belut pakai oli, karena sangat licin."
"Robert kami beri gelar banyak. Ada kredit fiktif, money laundering, penipuan, kejahatan pasar modal, masih banyak lagi."
Menurut Susno, pidana yang dikenakan kepada Robert Tantular itu bisa sampai sepuluh kasus.
"Mau dijatuhin hukuman berapa saja terserah. Saya masih punya banyak senjata."
Soal Boedi Sampoerna,
"Saya tidak pernah terlibat dalam pencairan dana Boedi baik lisan maupun tulisan."
Terkait pertemuan dengan Boedi, "Dia (Boedi) yang datang, tapi bukan urusan ini (Century). Tidak pernah bercerita urusan duit. Disitu (di Mabes Polri) ada cewek cakep yang saya tahan."
Soal nasib kasus Bank Century,
"Karena ini aliran duit, tidak terlalu sulit, serupiah pun tercatat."
"Lebih mudah karena aliran duit, tinggal panggil siapa yang mengeluarkan [rekening], lihat catatan. Waktu dia [nasabah] buka rekening, dia bayar [setor uang] atau tidak."
www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)
Labels:
Berita
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment