Thursday, January 21, 2010
Gempa Besar Kembali Mengguncang Haiti
SuaraPembaruan.com | Sebuah gempa besar kembali mengguncang Port-au Prince, Haiti, Rabu (20/1) waktu setempat atau Kamis WIB. Hal tersebut membuat korban selamat yang masih trauma terhadap gempa berkekuatan 7,0 skala richter pekan lalu berhamburan ke jalanan untuk menyelamatkan diri.
Gempa besar pekan lalu setidaknya telah menewaskan 75.000 orang dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal. "Tuhan ingin membinasakan seluruh warga Haiti karena bertabiat jelek sebab mereka suka mengumpat, ujar Eleude Joseph, ibu dua anak yang berada di tempat pengungsian di Place Saint-Pierre bersama enam ribu korban selamat lainnya.
Sejauh ini tidak ada laporan apakah ada korban yang meninggal atau terluka karena gempa berkekuatan 6,1 skala richter tersebut. Namun, sejumlah bangunan yang hancur terkena gempa sebelumnya akhirnya runtuh, termasuk tembok katedral.
Mukjizat
Sementara itu, tim penyelamat terus berupaya mencari korban selamat yang masih tertimbun reruntuhan puing-puing bangunan, termasuk penyelamatan luar biasa yang dialami seorang gadis kecil berusia 11 tahun dan seorang anak laki-laki berusia lima tahun setelah delapan hari terperangkap di bawah reruntuhan puing-puing, Rabu waktu setempat.
"Ini benar-benar mukjizat. Sedikit demi sedikit ia kembali ke kehidupan normal. Ia diberkati Tuhan," kata Doninique Jean, seorang tenaga medis di rumah sakit.
Gadis kecil yang namanya tidak diketahui tersebut saat ini dirawat di Klinik Lambert di ibu kota Haiti. "Jangan tinggalkan saya, mama," tangis gadis itu. Di kaki tempat tidurnya, ibunya, Ernst Clerge mengatakan, "Kita harus yakin di dalam Yesus."
Tim penolong juga berhasil menyelamatkan seorang wanita berusia 25 tahun yang ditemukan di bawah reruntuhan sebuah supermarket, seorang wanita berusia 70 tahun yang terperangkap di katedral, dan seorang bayi perempuan berusia 23 hari.
Tak hanya itu, seorang tukang kayu berusia 23 tahun yang terperangkap di bawah reruntuhan sebuah bangunan rumah sakit selama lima hari juga berhasil diselamatkan. Ia terus berpikir dan bermimpi bagaimana ia akan hidup secara berbeda jika suatu saat mukjizat membebaskannya. "Saya terus berpikir sayang sekali harus meninggal secepat ini dengan sedikit hal yang bisa dicapai," kata Revolus Benito.
Namun, keajaiban itu kini menjadi kenyataan. Meskipun beberapa bagian kakinya terinfeksi, paru-paru bocor, dan banyak luka dan memar, Revolus memancarkan senyum ketika menceriterakan pengalamannya.
Belum Tiba
Sedangkan, dari Jakarta dilaporkan, Pemerintah Indonesia membenarkan bantuan kemanusiaan untuk Republik Haiti, terkendala dan belum tiba di negara yang terkena bencana gempa bumi itu. Pemerintah belum dapat memastikan kapan bantuan tersebut akan tiba di Haiti.
Meski begitu, bantuan Rabu (20/1) sore ini dipastikan sudah tiba di Republik Dominika untuk diteruskan ke Haiti melalui perjalanan darat. Di samping itu, lima warga Indonesia (WNI) yang berada di Haiti, berada dalam kondisi sehat. Demikian Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, di Istana Negara, Rabu (20/1).
Dia menjelaskan, saat ini untuk menuju ke Haiti memang mengalami kendala pengiriman bantuan karena bandara udara di Haiti masih belum berfungsi normal. Sehingga, bantuan-bantuan dari seluruh negara harus lebih dulu dikirim ke Republik Dominika sebelum akhirnya dikirim ke Haiti melalui perjalanan darat.
Indonesia mengirimkan bantuan ke Haiti. Pengiriman bantuan kemanusiaan itu, berupa tenaga ahli sebanyak 75 orang diantaranya dari tim medis sebanyak 35 orang, tim SAR, ahli listrik dan konstruksi
www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)
Labels:
Berita
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment